Skip to main content

Tips Memahami Likuiditas Saham dalam Pasar Modal

By: Johan Supriyanto, S.Kom. - April 07, 2025

Likuiditas saham adalah salah satu faktor krusial yang seringkali diabaikan oleh investor pemula, padahal memiliki dampak signifikan terhadap kemudahan dan keuntungan investasi. Secara sederhana, likuiditas saham mengacu pada seberapa mudah sebuah saham dapat dibeli atau dijual di pasar tanpa menyebabkan perubahan harga yang signifikan. Saham yang likuid memiliki volume perdagangan yang tinggi dan spread (selisih harga beli dan jual) yang sempit, sementara saham yang tidak likuid memiliki volume perdagangan yang rendah dan spread yang lebar. Memahami likuiditas saham adalah kunci untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan potensi keuntungan dalam investasi saham. Artikel ini akan membahas berbagai tips dan trik untuk memahami dan mengelola likuiditas saham dalam pasar modal.

Tips Memahami Likuiditas Saham dalam Pasar Modal

1. Definisi dan Pentingnya Likuiditas Saham

Sebelum membahas tips lebih lanjut, penting untuk memahami definisi dan pentingnya likuiditas saham. Likuiditas mencerminkan kecepatan dan kemudahan sebuah aset dapat dikonversi menjadi uang tunai tanpa kehilangan nilai yang signifikan. Dalam konteks saham, likuiditas yang tinggi memungkinkan investor untuk masuk atau keluar dari posisi investasi dengan cepat dan efisien, tanpa harus mengkhawatirkan penurunan harga akibat kurangnya pembeli atau penjual.

Pentingnya likuiditas saham terlihat dari beberapa aspek:

  • Kemudahan Transaksi: Saham likuid mudah diperdagangkan, sehingga investor dapat memanfaatkan peluang pasar atau menghindari kerugian dengan cepat.
  • Harga yang Stabil: Saham likuid cenderung memiliki harga yang lebih stabil karena banyaknya pelaku pasar yang terlibat. Permintaan dan penawaran yang seimbang mencegah fluktuasi harga yang ekstrem.
  • Biaya Transaksi Lebih Rendah: Spread yang sempit pada saham likuid berarti biaya transaksi (selisih harga beli dan jual) lebih rendah, sehingga meningkatkan potensi keuntungan bersih.
  • Fleksibilitas Investasi: Likuiditas yang tinggi memberikan fleksibilitas bagi investor untuk menyesuaikan portofolio mereka sesuai dengan perubahan kondisi pasar atau kebutuhan pribadi.

2. Indikator-Indikator Likuiditas Saham

Untuk mengukur likuiditas sebuah saham, investor dapat menggunakan beberapa indikator berikut:

  • Volume Perdagangan: Volume perdagangan adalah jumlah saham yang diperdagangkan dalam periode waktu tertentu (biasanya harian). Semakin tinggi volume perdagangan, semakin likuid saham tersebut. Volume perdagangan yang tinggi menunjukkan bahwa ada banyak pembeli dan penjual yang aktif, sehingga memudahkan transaksi.
  • Spread Bid-Ask (Harga Beli-Jual): Spread bid-ask adalah selisih antara harga tertinggi yang bersedia dibayar pembeli (bid) dan harga terendah yang bersedia diterima penjual (ask). Spread yang sempit menunjukkan likuiditas yang tinggi, karena perbedaan harga beli dan jual tidak signifikan. Spread yang lebar mengindikasikan likuiditas yang rendah dan biaya transaksi yang lebih tinggi.
  • Kapitalisasi Pasar (Market Capitalization): Kapitalisasi pasar adalah nilai total saham perusahaan yang beredar, dihitung dengan mengalikan harga saham dengan jumlah saham yang beredar. Umumnya, saham dengan kapitalisasi pasar yang lebih besar cenderung lebih likuid karena perusahaan yang lebih besar biasanya memiliki lebih banyak investor dan aktivitas perdagangan.
  • Order Book (Buku Pesanan): Order book adalah daftar lengkap pesanan beli dan jual untuk sebuah saham pada berbagai tingkat harga. Dengan melihat order book, investor dapat melihat seberapa banyak pembeli dan penjual yang ada pada berbagai harga, sehingga dapat memperkirakan likuiditas saham tersebut.
  • Rasio Turnover: Rasio turnover adalah persentase saham yang diperdagangkan dalam periode waktu tertentu dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar. Rasio turnover yang tinggi menunjukkan likuiditas yang tinggi, karena saham tersebut sering diperdagangkan.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas Saham

Beberapa faktor dapat mempengaruhi likuiditas sebuah saham, antara lain:

  • Ukuran Perusahaan: Perusahaan yang lebih besar cenderung memiliki likuiditas saham yang lebih tinggi karena visibilitas dan minat investor yang lebih besar.
  • Industri: Beberapa industri cenderung lebih likuid daripada yang lain. Misalnya, saham-saham di sektor perbankan atau telekomunikasi biasanya lebih likuid dibandingkan saham-saham di sektor properti atau pertambangan.
  • Berita dan Informasi: Berita dan informasi tentang perusahaan, seperti laporan keuangan, pengumuman merger dan akuisisi, atau perubahan manajemen, dapat mempengaruhi minat investor dan volume perdagangan saham.
  • Kondisi Pasar: Kondisi pasar secara keseluruhan, seperti sentimen investor, tingkat suku bunga, dan inflasi, juga dapat mempengaruhi likuiditas saham. Pada saat pasar bullish (optimis), likuiditas cenderung meningkat, sementara pada saat pasar bearish (pesimis), likuiditas cenderung menurun.
  • Jumlah Saham Beredar (Outstanding Shares): Semakin banyak jumlah saham yang beredar, semakin besar potensi likuiditasnya. Namun, hal ini juga dipengaruhi oleh distribusi kepemilikan saham tersebut. Jika sebagian besar saham dipegang oleh segelintir investor institusi, likuiditasnya mungkin tidak setinggi yang diharapkan.

4. Tips Memilih Saham Likuid

Berikut adalah beberapa tips untuk memilih saham likuid:

  • Fokus pada Saham Blue Chip: Saham blue chip adalah saham perusahaan besar dan mapan dengan rekam jejak keuangan yang kuat. Saham-saham blue chip biasanya memiliki likuiditas yang tinggi karena popularitas dan volume perdagangan yang besar.
  • Perhatikan Volume Perdagangan Harian: Pilih saham dengan volume perdagangan harian yang cukup tinggi, minimal beberapa ratus ribu lembar saham per hari. Ini memastikan bahwa Anda dapat membeli atau menjual saham dengan mudah.
  • Cek Spread Bid-Ask: Pilih saham dengan spread bid-ask yang sempit, idealnya kurang dari 1%. Ini akan mengurangi biaya transaksi Anda.
  • Analisis Kapitalisasi Pasar: Pertimbangkan saham dengan kapitalisasi pasar yang besar, minimal di atas Rp 1 triliun. Ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut cukup besar dan memiliki likuiditas yang baik.
  • Gunakan Screening Tools: Manfaatkan screening tools yang tersedia di platform trading online untuk menyaring saham berdasarkan kriteria likuiditas, seperti volume perdagangan, spread bid-ask, dan kapitalisasi pasar.

5. Risiko Saham Tidak Likuid

Investasi pada saham tidak likuid memiliki beberapa risiko, antara lain:

  • Kesulitan Menjual Saham: Anda mungkin kesulitan menjual saham tidak likuid dengan harga yang wajar, terutama saat Anda membutuhkan dana tunai dengan cepat.
  • Harga yang Volatil: Saham tidak likuid cenderung memiliki harga yang lebih volatil karena kurangnya pembeli dan penjual. Perubahan kecil dalam permintaan atau penawaran dapat menyebabkan fluktuasi harga yang signifikan.
  • Potensi Kerugian Lebih Besar: Jika Anda terpaksa menjual saham tidak likuid dengan cepat, Anda mungkin harus menjualnya dengan harga yang jauh lebih rendah dari harga beli, sehingga menyebabkan kerugian yang besar.
  • Manipulasi Harga: Saham tidak likuid lebih rentan terhadap manipulasi harga oleh pihak-pihak tertentu yang memiliki informasi atau pengaruh yang signifikan.

Kesimpulan

Memahami likuiditas saham adalah aspek penting dalam investasi pasar modal. Dengan memperhatikan indikator-indikator likuiditas, faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan risiko saham tidak likuid, investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih cerdas dan meminimalkan risiko kerugian. Fokus pada saham-saham yang likuid memberikan kemudahan transaksi, stabilitas harga, dan fleksibilitas investasi yang lebih baik. Ingatlah bahwa likuiditas hanyalah salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih saham. Lakukan riset yang mendalam tentang fundamental perusahaan, prospek industri, dan kondisi pasar secara keseluruhan sebelum membuat keputusan investasi. Dengan strategi yang tepat dan pemahaman yang baik tentang likuiditas, Anda dapat meningkatkan potensi keuntungan dan mencapai tujuan investasi Anda di pasar modal.

(sumber : Jokowa.com)

-->